AHLI KUNCI PONDOK PINANG & PONDOK INDAH 081281870478

Posted by Dona Rabu, 26 Mei 2021 0 komentar
AHLI KUNCI PONDOK INDAH 

Menerima jasa duplikat kunci, Terima panggilan, Service.
Membuka:
1. Pintu rumah
2. Brangkas
3. Kendaraan
4. Lemari
Dll

NO TELPON/WA: 081281870478

Buka dari hari senin - minggu
Buka jam 07 - 17.30

Alamat : Jl. Pondok Pinang Timur Rt01/03 Dekat pasar jaya pondok indah 
https://maps.app.goo.gl/MNGEn7MFDzQP8Yvd9


Baca Selengkapnya ....

PEMURNIAN Al PADA BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES BAYER DAN HALL-HEROUTL

Posted by Dona Kamis, 03 Mei 2018 1 komentar

 THERMODINAMIKA METALURGI
APLIKASI THERMODINAMIKA METALURGI DALAM PEMURNIAN Al PADA BAUKSIT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES BAYER DAN HALL-HEROUTL






Di susun oleh:

                        DONA PAUJI







UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
2016


BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa  termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

A.    Konsep dasar dalam termodinamika
Pengabstrakan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi system dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi system yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan menjadi beberapa parameter.


B.     Sistem termodinamika
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas system lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.

Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:
·            sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
·                 sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari system tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
a)               pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
b)                pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
·                             sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke system sama dengan energi yang keluar dari sistem.
C.     Keadaan termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).
Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan.       
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut.
Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.

D.    Hukum-hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
a)   Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
b)   Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
c)    Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
d)   Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperature nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolute bernilai nol




1.2  Tujuan Penulisan
1)      Mengetahui dan memahami aplikasi thermodinamika metalurgi dalam industry logam.
2)      Mengetahui proses persamaan reaksi yang terjadi pada saat proses bayer dan proses hall-heroult.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Alumunium
Aluminium adalah elemen kedua di kolom ketiga belas dari tabel periodik. Hal ini diklasifikasikan sebagai logam pasca-transisi dan merupakan “metal miskin”. Atom aluminium mengandung 13 elektron dan 13proton. Ada 3 elektron valensi di kulit terluar.
A.    Karakteristik dan Sifat Aluminium



NO
Sifat
Nilai
1
Volume atom
10 cm/gr.atm
2
Density (660oC)
2,368 gr/cm3
3
Density ( 20oC)
2,6989 gr/cm3
4
Potensial elektroda (25 oC)
-1,67 volt
5
Kapasitas panas (25oC)
5,38 cal/mol oC
6
Panas pembakaran
399 cal/gr mol
7
Tensile strength
700 MPa
8
Kekerasan brinnel
12-16 skala mehs
9
Hantaran panas (25oC)
0,49 cal/det oC
10
Valensi
3
11
Kekentalan (700oC)
0,0127 poise
12
Panas peleburan
94,6 cal/gr
13
Panas uap
200 cal/gr
14
Massa atom
26,98
15
Titik lebur
660oC
16
Titik didih
2452oC
17
Tegangan permukaan
900 dyne/cm
18
Tegangan tarik
4,76 kg/mm

Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal dari magma asam yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual. Proses pengendapan residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat.
Aluminium merupakan suatu metal reaktif, dan tidak terjadi secara alami. Oleh karena itu, aluminium tak dikenal sebagai unsur terpisah sampai tahun 1820-an, walaupun keberadaan nya telah diramalkan oleh beberapa ilmuwan yang telah belajar aluminum campuran. Aluminium pertama kali diproduksi dengan bebas oleh ahli kimia dan ahli ilmu fisika yang berasal dari Denmark, Hans Oersted Kristen, dan ahli kimia Jerman, Frederich Wohler, pada pertengahan tahun1820-an. Nama aluminum diperoleh dari bahasa latin: alumen, yang berarti tawas tawas ( suatu aluminium sulfate mineral).
Ciri-ciri aluminium:
1.      Aluminium merupakan logam yang berwarna perak-putih
2.      Aluminum dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat plastisitas yang cukup tinggi
3.      Merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam kerak bumi setelah  silisium dan oksigen.Aluminum merupakan unsur metal yang paling berlimpah di dalam kerak bumi. Guinea Dan Australia Austria mempunyai sekitar satu setengah cadangan dunia. Negara-negara lain dengan cadangan utama meliputi Brazil, Jamaica, dan India.
      Aluminium banyak dipergunakan karena menpunyai sifat-sifat ringan, kuat, penghantar panas dan listrik yang baik, tahan korosi, tidak beracun, non magnetik, lemas,dan mudah dibentuk.
         Aluminium banyak dipergunakan dalam bangunan seperti untuk dinding atap, dan lain-lain. Dalam transportasi, aluminium banyak dipakai pada pembuatan kapal terbang. Aluminium juga banyak digunakan untuk alat-alat elektronik, dalam industri kaleng dan alat-alat pembungkus lainnya, dalan industri mesin-mesin dan alat-alat untuk industri kimia dan logam.



2.2  Proses peleburan alumunium
Aluminium dan Aluminium paduan dapat dilebur dengan baik, tanpa kontaminasi gas Hidrogen, bila pokok-pokok penting proses peleburan dikuti dengan tepat dan cermat. Disamping itu bahan baku yang bersih, tanpa pemuatan tambahan serta proses-proses yang mengaduk cairan (modifikasi, grainrefining), akan sangat mengurangi potensi kontaminasi gas tersebut.
yang paling utama pada proses peleburan aluminium/aluminium paduan adalah:
A.             Pokok-pokok penting proses peleburan Al/Al paduan.
1.      Pemanasan tidak lebih dari 770 oC. Diatas temperatur tersebut akan terjadi kontaminasi gas H2 yang besar sehingga menjadi porositas pada produk cor.
2.      Gunakan selalu bahan baku dan alat-alat yang bersih dan kering. Al-ingot dari dari pabrik Aluminium sekunder bersertifikat hasil analisa merupakan pilihan terbaik pada proses ini. Untuk penggunaan bahan daur ulang maupun skrap, perhatikan kebersihannya (pasir cetak, oli, air, sampah dll).
3.      Krusibel harus bebas retak dan bersih dari dari sisa-sisa cairan maupun kotoran lainnya sebelum proses dimulai. Sisa cairan yang umumnya berupa oksida akan mengakibatkan terbentuknya inklusi-inklusi keras didalam produk serta menjadi tempat gas-gas menempel atau terjebak. Sedangkan retak rambut sekalipun tidak tertembus cairan namun akibat tekanan yang tinggi diruang bakar (terutama pada tanur berbahan bakar minyak) akan dapat dilalui oleh gas-gas sisa pembakaran (khususnya H2) sehingga masuk kedalam cairan.
4.      Bahan baku hanya dimuatkan kedalam krusibel yang telah panas. Demikian halnya peralatan, harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan.
5.      Perhatikan bahwa Aluminium paduan bebas Cu dilarang dilebur menggunakan krusibel bekas Aluminium berpaduan Cu. Pada umumnya Cu akan mengendap didasar dan atau tersisa pada dinding krisibel sehingga selalu akan menaikkan kandungan Cu pada bahan hasil proses peleburan selanjutnya. Untuk kasus seperti diatas, sebaiknya sebelum melakukan proses peleburan Al paduan non Cu, terlebih dahulu dilakukan proses peleburan antara dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa dan endapan Cu dari dalam krusibel.
6.      Kontrol temperatur setelah pencairan harus sangat diperhatikan serta serendah mungkin sehingga kontaminasi gas dapat ditekan. Holding temperatur dianjurkan hanya sedikit diatas suhu liquidusnya. Barulah menjelang proses penuangan, temperatur dinaikkan hingga temperatur tapping secepat mungkin.
7.      Perbandingan ramuan antara ingot dengan bahan daur ulang yang baik adalah 40 : 60. Dengan catatan perbandingan dapat berbeda hanya dengan menambahkan persentase ingot. Perbandingan ramuan sebaiknya dipertahankan tetap, sebab perubahan yang sering dilakukan hanya akan menurunkan kualitas hasil peleburan.
8.      Bila proses peleburan disertai dengan pembubuhan bahan aditiv (modifikasi, grain refining dll) perhatikan bahwa bahan-bahan tersebut harus kering (kelembaban maksimum 0.1%). Pengeringan dapat dilakukan dengan cara pemanasan awal baik didalam tungku pemanas ataupun memanfaatkan udara panas buangan dari tanur krusibel. Perlu diketahui, bahwa pada umumnya bahan-bahan tersebut bersifat higroskopis. Pada penyimpanan dalam waktu lama serta akibat dari kelembaban udara biasanya memiliki kelembaban 0.5% – 1%.
9.      Permukaan cairan Aluminium selalu diselimuti oleh Al2O3. Selimut ini penting bagi pencegahan kontaminasi gas lainnya sehingga harus selalu dijaga utuh. Bila selimut ini rusak, akan segera terbentuk selimut baru sebagai hasil reaksi antara cairan Al dengan udara. Hasil sampingan dari reaksi tersebut adalah gas H2 yang masuk kedalam cairan. Disamping itu, mengingat berat jenis oksida aluminium mirip dengan Aluminium itu sendiri, maka pada saat rusak oksida ini dapat tenggelam dan menjadi inklusi.
2.3  Proses pembuatan alumunium
A.    Proses Pembuatan Aluminium
Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:
1.      Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh aluminium oksida (alumina),
2.      Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk menghasilkan aluminium murni.
Berikut ini adalah penjelasan dan langkah langkah dari proses Bayer dan Hall-Heroult :
1)      Proses Bayer


Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.

Tahapan dalam Proses Bayer:
1.      Pertama, bijih bauksit diambil dari tambang.
2.          Lalu, bijih bauksit tersebut dihancurkan atau dihaluskan secara mekanik.
3.      Impurities (pengotor) dihilangkan dengan cara memanaskan serbuk bauksit dalam udara sehingga logam-logam lain teroksidasi. Misalnya besi teroksidasi menjadi Fe2O3.
4.      Kemudian, serbuk bijih yang telah dipanaskan direaksikan dengan soda kaustik atau larutan Natrium hidroksida (NaOH) pekat dan diproses di pabrik penggilingan untuk menghasilkan lumpur (suspensi berair) yang mengandung partikel-partikel bijih yang sangat halus.
5.         Suspensi berair tadi dipompa ke digester, yaitu sebuah tangki yang berfungsi seperti panci presto. Larutan ini diproses pada suhu dan tekanan yang tinggi untuk melarutkan alumina dalam bijih. Larutan dipanaskan sampai 230-520 ° F (110-270 ° C) dan dengan tekanan 50 lb / dalam 2 (340 kPa). Kondisi ini, dilakukan selama sekitar setengah jam atau hingga beberapa jam. Pada prosesnya penambahan NaOH dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh senyawa aluminium yang terkandung terlarut. Proses ini akan memisahkan bijih dari kotoran yang tidak larut seperti senyawa silika, besi dan titanium
6.      Larutan panas dilewatkan melalui serangkaian tangki.
7.       Larutan kemudian dipompa ke dalam tangki pengendapan. Larutan SiO32- dan [Al(OH)4]- akan ditampung.Ketika suspensi berair berada di dalam tangki ini, pengotor yang tidak larut dalam NaOH akan mengendap di bagian bawah tangki. Residu (disebut "red mud" atau “lumpur merah”) yang terakumulasi di dasar tangki terdiri dari pasir halus, oksida besi, dan oksida dari unsur lain seperti titanium.
Al2O3 dan SiO2 akan larut, sedangkan Fe2O3 dan pengotor lainnya tidak larut (mengendap).
Al2O3 (s) + 2OH- (aq) + 3H2O
2Al(OH)4- (aq)
SiO2 (s) + 2OH- (aq)
SiO32- (aq) + H2O
8.      Setelah pengotor telah diendapkan, masih ada larutan yang tersisa (filtrat) yang kemudian dipompa melalui serangkaian filter (penyaring). Setiap partikel-partikel halus dari pengotor yang masih ada dalam larutan juga akan tersaring.
9.      Larutan yang telah disaring akan dipompa melalui serangkaian tangki pengendapan.
10.  Larutan itu kemudian direaksikan dengan asam encer, yaitu larutan HCl. Ion silikat tetap larut, sedangkan ion aluminat akan diendapkan sebagai Al(OH)3.
AlO2- (aq) + H+ (aq)                        Al(OH)3 (s)
 Atau dengan cara dialirkan CO2 ke dalam larutan tersebut sehingga ion aluminat akan diendapkan sebagai Al(OH)3.

AlO2- (aq) + CO2 (g)                       Al(OH)3 (s)
11.  Endapan kristal atau Al(OH)3 (s) (mengendap di bagian bawah tangki) sedangkan SiO32- tetap larut. 
12.    Kemudian endapan Al(OH)3 disaring dan diambil.
13.   Setelah dicuci, endapan Al(OH)3 dipindahkan ke pengering untuk dilakukan proses kalsinasi (pemanasan untuk melepaskan molekul air yang secara kimiawi terikat pada molekul alumina). Suhu 2.000 ° F (1.100 ° C) akan mendorong lepasnya molekul air, sehingga hanya tinggal Kristal alumina anhidrat. Setelah meninggalkan tungku pengering, kristal akan melewati pendingin.
14.      Setelah itu, maka terbentuklah serbuk Al2O3 murni (korundum).
2Al(OH)3 (s)                                Al2O3 (s) + 3H2O (g)


2)         Proses Hall-Heroult

Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan  2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 0C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 0C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:





Al2O3 (l)                2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anode (+):      3O2- (l)                       3/2 O2 (g) + 6e
Katode (-):      2Al3+ (l) + 6e-                2Al (l)
Reaksi sel:       2Al3+ (l) + 3O2- (l)                   2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri.
Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing – masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton alumunium.
Tahapan proses Hall-Heroult adalah sebagai berikut:
1.         Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam pelarut lelehan kriolit (Na3AlF6)  cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780 ° F (960-970 ° C) untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan menghantarkan listrik dari batang karbon (Katoda) menuju Lapisan-Karbon (Anoda).
2.           Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-230.000 ampere) dilewatkan melalui larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah ikatan antara aluminium dan atom oksigen dalam molekul alumina. Oksigen yang dilepaskan tertarik ke batang karbon, di mana ia membentuk karbon dioksida. Atom-atom aluminium dibebaskan dan mengendap di bagian bawah pot sebagai logam cair.
3.         Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina pada larutan kriolit untuk menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus listrik konstan tetap dialirkan. Panas yang berasal dari aliran listrik menjaga agar isi pot tetap berada pada keadaan cair.
4.         Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.
5.           Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku penyimpanan dan kemudian dituangkan ke dalam cetakan sebagai batangan atau lempengan.
6.         Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan didinginkan dengan air, yang menyebabkan aliminium menjadi padat.
7.          Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan penggergajian sesuai dengan kebutuhan.Dengan proses Hall-Heroult ini, aluminium diproduksi secara massal dan murah.
2.4  Contoh Soal
Bagai mana cara memproses bauksit menjadi alumunium (Al) ?
Jawab:
Memperoleh bauksit menjadi alumunium ada dua cara diantaranya cara Proses Bayer dan cara Hall-Heroult.
Tahapan bayer ada tiga cara diantaranya :
1.      Tahap ekstraksi
2.      Tahap pemisahan
3.      Tahap presipitasi
Proses Hall-Heroult
1.      Aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit  (berfungsi sebagai katode).
2.      Elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC (digunakan batang grafit sebagai anode).
3.      Setelah diperoleh Al2O3 murni, proses selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3.
4.      Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit (Na3AlF6) (berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai 2000 0C)),
5.      Campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 0C.
6.      Anode dan katodenya terbuat dari grafit.
7.      Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2O3 (l)                2Al3+ (l) + 3O2- (l)
Anode (+):      3O2- (l)                       3/2 O2 (g) + 6e
Katode (-):      2Al3+ (l) + 6e-                2Al (l)
Reaksi sel:       2Al3+ (l) + 3O2- (l)                   2Al (l) + 3/2 O2 (g)

2.5  Analisa
Dalam proses Hall-Heroult menggunakan karbon sebagai anoda nya, karbon yang digunakan harus memenuhi standar diantaranya:
1.      Konduktifitas listrik tinggi (0,036-0,0091 Ω cm) agar aliran listrik dapat mengalir epektif.
2.      Dayatahan panas tinggi, titik sublimasi 4200 0C dan titik leleh 37000C pada tekanan 1 atm berguna untuk bekerja pada suhu oprasi yang tinggi (9650C).
3.      Konduktifitas panasnya tinggi berguna pada saat proses backing sehingga pot reduksi cepat mencapai suhu tinggi.
4.      Expansi panas yang rendah (kurang lebih 0,5) berguna pada saat kontruksi perangkaian anoda agar anoda tidak terlepas dari tangkainya karna pemuaian.
Yang perlu diperhatikan dalam proses penggunaan energy listri pada saat peleburan alumunium khususnya dibagian reduksi dimana energy listrik yang digunakan harus energy listrik arus searah (DC) dengan fungsi untuk melangsungkan proses elektrolisis sekaligus menghasilkan panas untuk melelehkan  kryolite (Na3AlF6) dan untuk mengoprasikan alat-alat atau system pemerosesan lainnya pada pabrik reduksi.
Karna proses ini didasarkan pada proses elektrolisa maka dalam bejana ini diperlukan suatu media yang dapat menyalurkan arus listrik untuk keperluan tersebut oleh karena itu dipasanglah batang batang baja yang dipasang dalam dasar dasar bejana dengan hal ini arus listrik yang dialirkan akan menyebab kan kedua elektroda saling berinteraksi.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan

ü  Jadi ilmu thermodinamika dalam proses peleburan sangat penting karna pada saat peleburan kita bisa mengukur energy yang dibutuhkan agar proses peleburan bisa efisien.
ü  Dalam proses pengekstrasian bauksit kita ketahui ada dua proses bayer dan proses Hall-Heroult.
ü  Persamaan reaaksi yang terjadi di bayer sebagai berikut:
1.      Persamaan reaksi di tahapan ekstraksi:
Al(OH)3 + NaOH → NaAlO2 + 2 H2O
AlO(OH) + NaOH → NaAlO2 + H2O
Reaksi kimia dari bauksit menjadi alumina
2 Al(OH)3 → Al2O3 + 3 H2O
ü  Persamaan reaksi yang terjadi pada proses Hall-Heroult
·               Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)
·               Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e−
·               Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)
·               Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)


DAFTAR PUSTAKA








Baca Selengkapnya ....
Modified by info update - Panduan Blogging SEO. Original by Bamz | Copyright of SELAMAT DATANG DI BLOG ARTIKIEL.